Disturbance Of Friendship
Hari
ini adalah hari pertamaku disekolah ini. (Lita sedang melihat – lihatarea
sekolah, sementara rombbongan Icha edang berjalan sambil bercanda, dan tanpa
sengaja Icha menabrak Lita)
Icha: “Lo gapapa kan?”
Lita: “Iya aku gapapa.”
Icha: “Sorry yah gua ga sengaja, lo anak baru ya?”
Lita: “Iya, aku anak baru.”
Icha: “Oh, pantes gua gapernah liat lo.”
(Icha pu kembali ke rombongannya)
Marisa: “Tadi siapa cha?”
Icha: “Anak baru.”
Clara: “Siapa namanya?”
Icha: “Oh iya, gua lupa nanya namanya.”
Clara: “Ih dasar oon.”
Icha: “Iya maaf, gua kan lupa. Besok deh gua tanya siapa nanyanya.”
(Ke esokan harinya)
Icha: “Eh anak bar...” (Kata – kata Icha pun
terhenti setelah melihat tissue dihidung Lita)
Icha: “Hidung lo kenapa?”
Lita: “Hmm, gak kok gapapa.”
Icha: “Kok berdarah?”
Lita: “Oh engga, aku gapapa.”
Icha: “Yaudah, oiya nama lo siapa?”
Lita: “Nama aku Lita.”
Icha: “Oh, gue Icha (Sambil berjalan), rumah lo dimana?”
Lita: “Rumah aku ga jauh kok dari sini.”
Icha: ”Oh iya Lit, lo mau ga masuk tim basket gue?”
Lita: “Boleh, tapi aku gak bisa main basket.”
Icha: “Tenang aja entar gue ajarin.”
Lita: “Yaudah deh aku mau.”
Icha: “Sip, besok pulang sekolah gua tunggu dikanti ya.”
Lita: “Iya.”
Icha: “Gue pulang dulan yah.”
Lita: “Iya.”
~Ke esokan harinya~
~Kantin, sepulang sekolah~
Lita sedang mencari Icha di kantin
Lita: “Ichaa!”
Icha: “(Melambaikan tangan) Hei lit!”
Lita: “(Menghampiri Icha)”
Icha: “Lo jadikan masuk tim basket?”
Lita: “Iya, tapi aku ga bisa main basket.”
Giska: "Lo yakin cha, mau masukin dia ke tim basket?"
Icha: “Iyalah, lagian apa salahnya.”
Giska: "Gue gayakin aja orang kaya dia bisa main basket"
Icha: "Tenang aja, gue bakal ngajarin ko"
Giska: "Terserah lah, jadi bete gue"
(Giska pun pergi meninggalkan Icha dan tim basketnya)
~~#~~#~~#~~#~~#~~#~~#~~#~~#~~
Semakin
hari persahabatan Lita dan Icha semakin erat. Sampai Lita merasa kalau waktunya
sudah tiba. Lita sedang menuruni anak tangga, tiba – tiba kepalanya terasa
sakit dan keluar darah segar dari hidungnya. Lalu, Lita terjatuh dan tak
sadarkan diri. Pada saat itu juga Giska menuruni tangga dan melihat Lita
tergeletak dan Giska pun terkejut karna Lita tergeletak tak sadarkan diri di
dasar tangga.
Giska: “Lita.. (Dengan wajah terkejutnya)
(Dengan perasaan kaget dan takut, akhirnya Giska pun berlari ke atas)
Tanpa diketahui Giska, ternyata Egit dan Gita melihat dan mereka pikir kalau
Giska telah mendorong Lita hingga menyebabkan Lita terjatuh.
Gita: “Liat tuh, itu kenapa Giska lari – lari,
kayak ketakutan?
Egit: “Gatau deh, Eh, itu bukannya Lita? (Sambil menunjuk Lita yang sedang
tergeletak)
Gita: “Iya itu Lita, ayo liat!
Setelah Egit dan Gita melihat, ternyata itu
memang benar Lita, mereka terkejut karna Lita tergeletak dan mengeluarkan
banyak darah dari hidungnya.
Egit: “Dia ngeluarin banyak darah git, bawa
kerumah UKS yuuuk!!”
Gita: “Iya.. Iya!!”
~Egit dan Gita menunggu diruang tunggu dan tak beberapa lama Icha pun datang~
Icha: “Gue denger Lita jatuh dari tangga dan
ngeluarin banyak darah.”
Egit: “Iya, dan kayaknyan itu semua gara – gara Giska.”
Gita: “Betul tuh, kita liat kok Giska ketakutan pas ngeliat Lita tergeletak tak
sadarkan diri.”
Icha: “Jaga ya mulut lo Giska gak mungkin ngelakuin itu.”
Gita: “Eh lo itu gak percaya?”
Egit: “Gue gak bohong, selama ini emang Giska gak suka kan sama kehadiran Lita,
jadi gak heran kalo dia ngelakuin itu.”
(Giska tiba – tiba datang dengan muka tegang)
Icha: “Emang bener kalo lo yang ngedorong Lita?”
Giska: “Engga, gue gak ngedorong Lita!”
Egit: “Bohong! Gue liat lo ngedorong Lita sampe Lita kayak gini.”
Giska: “Eh, kalo gatau apa – apa mendingan diem aja deh!”
Gita: “Lo kok nyolot Gis? Orang gue sama Egit liat sendiri.”
Icha: “Udah – udah diem, bisa tenang dulu gak sih!”
Giska: “Cha, tolong percaya sama gue.”
Egit: “Jangan percaya Cha, dari awal kan emang Giska gak suka sama kehadiran
Lita.”
Gita: “Bener, dan Giska selama ini ngerasa kalo Lita itu udah ngerebut elo Cha
dari Giska. Jadi wajar dong kalo Giska ngelakuin ini.”
Giska: “Itu semua bohong Cha! Selama ini emang gua gak suka sama kehadiran
Lita, tapi gua tau kalo sahabat lo itu sahabat gue juga Cha, jadi gua mungkin
ngelakuin itu.” L
Egit: “Tapi elo kan benci sama Lita!!?”
Giska: “Gue gapernah benci sama Lita!!”
Gita: “Udah jujur aja!
Icha: “Bisa pada diem gak sih semuanya?!! Jadi semua yang dibilang sama Egit
dan Gita itu bener Gis?”
Giska: “Cha.. tolong dong, lo percaya sama GueL”
Icha: “Maaf Gis, untuk kali ini gua lebih percaya mereka dan gua bener – bener
kecewa sama lo Gis, Cuma gara – gara hal sepele lo tega ngelakuin ini sama
Lita! Gua gak nyangka ternyata lo bener – bener tega!!”
(Icha pun meninggalkan Giska, Egit dan Gita
dengan muka marah)
Giska: “(Nada teriak) Icha!!! Dengerin
penjelasan gue dulu!”
(Icha pun tidak menghiraukan perkataan Giska)
Giska: “Puas lo udah buat persahabatan gue
hancur!!”
Egit: “Puas dong, pake banget malah!!
Gita: “Bener banget Git.”
~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~
(Selama beberapa hari Lita dirumah sakit,
akhirnya Lita pun menghembuskan nafas terakhirnya)
~Pemakaman~
(Ka Kiky sedang memperhatikan makam itu, tiba
- tiba Icha, Marisa, dan Clara
menghampiri ka Kiky dengan wajah sedih)
Icha: “LITA!!” (berlari menghampiri ka Kiky)
Icha: “Lita lo kenapa ninggalin
gue secepet ini"
Kaka Kiky: “kamu yang namanya icha
ya?” Icha: “iya, aku yang namanya Icha”
Ka Kiky: “ini ada titipan surat dari lita untuk
kamu” (sambil menyerahkan salembar surat)
Icha: “iya, makasih ka”
Ka Kiky: “nanti kaka mau ngomong ya sama kamu”
Icha: “iya ka”
(hari sudah semakin siang, Icha pun
memenuhi janjinya untuk berbicara dengan
ka Kiky)
(sambil beralan)
Ka Kiky: “Giska kemana?”
Icha: “kaka tau Giska?”
Ka Kiky: “Iya, Lita suka cerita tentang giska
dan kamu”
Icha: “ooo, hari ini giska ga hadir karena dia
ngerasa bersalah karena dia di tuduh yang udah ngebuat Lita sampe kayak gini”
Ka Kiky: “sebenernya dia itu ga salah dan
penyebab kematian Lita adalah benar-benar murni karena penyakitnya”
Icha: “hah! Jadi selama ini Lita punya penyakit?”
Ka Kiky: “iya, sudah seak lama Lita mengidap
penyakit kangker, dan sebenernya LitaLita itu udah harus di rawat inap di rumah
sakit, tapi dia bilang “apa gunanya aku di rumah sakit, kalau pada akhirnyauga
aku harus mati“ “
~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#
(Rumah Icha)
(Icha sedang membaca surat dari lita yang di
berikan oleh ka Kiky)
Icha: (Sedang duduk membaca)
Icha: “Giska, jadi selama ini lo ga boong”
~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~
(Giska termenung memikirkan pertengkarannya
dengan Icha)
(Giska sedang duduk sambil melihat sekeliling dengan
tatapan sedih)
Giska: “Cha, kenapa sih lo ga percaya sama gue,
padahalkan lo sahabat gue, tapi kenap lo ga percaya sama gue? “
(tiba-tiba icha muncul dari belakang Giska)
Icha: “gue percaya kok sama lo”
Giska; “tapi kenapa waktu itu lo marah marah
sama gue?”
Icha: “habisnya lo kan gabisa jawab pertanyaan
gue”
Giska: “Tapi, Waktu itu gue takut dan bingung,
jadi lebih baik gue diem ”
Icha: “yaudah, yg penting gue udah gamarah”
Giska; “icha? (nengok kesamping dengan wajah
kaget) ko lo tau gue disini?”
Icha: “kan gue punya radar J”
Giska: “serius ih?”
Icha: “iya ini gue serius. Maafin gue ya kemaren
kemaren udah marah sama lo”
Giska: “itu sih lo yang salah”
Icha: “kan salah lo juga”
Giska: ”tapikan gue jujur, lo yang ga percaya
sama gue “
Icha: “tapikan merekan punya bukti dan saksi,
gimana gue gapercaya”
Giska:” tapikan gue sahabat lo”
Icha” yaudah sekarang kan kita udah baikan,
baikan dong (sambil mengacungkan jari kelingkin)
Giska:”minta maaf dulu”
Icha:”iya, gue minta maaf ya”
Giska:” iya . Janji ya jangan marah
lagi?”
Icha:”iya gue janji
~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#
Akhirnya persahabatan Icha, Giska, Clara dan Marisa kembali seperti dulu :)
THE END
Tokoh:
Egit: Fitriani Rizkita N. (-)